Base in Experience...
-monggo kalau ada yang mau nambahkan-
Setangguh apapun diri kita, Anda, saya, bahkan sekelas tour rouder yang lain,
Mereka pasti merasakan, pernah merasakan pada titik lelah. Kesel. Boyol. Ati. Diublek dadi siji !
Saat kita paksakan diri untuk tetap melaju, bukan kecepatan yang kita dapat, bukan cepet sampai justru yang kita hampiri. Namun kebalikannya. Rasah didetailne, wes dho gedhe... Wes dho mudhenk mestine..
Diluar urusan "perjalanan spritual", diluar suatu "pembuktian diri", saat itulah kita kudu menyadari dengan keterbatasan kita. Keterbatasan di usia yang kita miliki.
Berdasar pengalaman yang sudah-sudah kita jalani bareng, baik itu touring pendek, touring cantik, jarene Brother Paimo, touring jauh, touring Uji Nyali jare Dedot Rewel, atau bahkan touring Buyung Upik, koyo jare Sniper Cobra, kudunya kita sudah cukup banyak belajar.
Bukan kata berbintang macam Brother Maldini yang ingin saya temukan, bukan sebuah kata Trauma yang ingin saya baca dalam kisah perjalanan NOMAD rider. Nenk, IKI LHO... MODEL LUNGONE NOMAD RIDER..., tanpa ada kalimat minus di belakangnya.
Berawal dari penyampaian saya di depan, monggo, mari kita siapkan diri kita untuk touring JAUH kita ke-5. Ora medheni nenk kenyataan. Jarak yang ditempuh 300 km lebih, dengan memakan waktu 6-8 jam. Di sana kita masih padat dengan agenda kegiatan kita, Baksos, dholan Malioboro, Wonogiri, Magetan, Ponorogo, turu nank alas, turu karo singo, dll, dsbnya.