Menjalankan titah bro Kapten:
Ada baiknya kita menengok kebelakang dan refleksi sebentar,
Nama 'NOMAD', yang usul brother jago akrobat Bayu, sejatinya punya arti tukang pindah. Setelah diutak atik, ternyata kata ini bisa jadi singkatan yang kepanjangannya tepat sekali mewakili semangat jiwa muda berpetualang di atas motor, namun berusaha tetap santun: NOt a MAD rider (bukan pengendara ugal-ugalan)!
Deskripsi logo:
-Lidah api jadi simbol semangat membara berpetualang
-Roda motor bercakram lambang perdamaian bermakna ganda: motor sarana berpetualang santun dan atau, ada damai bersama motor! Contone mari bengkerengan ambek konco utowo anak bojo, nyengklak motor langsung lerem lan tentrem atine....Monggo diresapi. Meski sering juga karena touring anak istri jadi ngambek...
LIVE TO SCHOOL-SCHOOL TO LIVE:
Aslinya tiru tiru mottonya Harley-Davidson (LIVE TO RIDE-RIDE TO LIVE), tapi kepleset. Artinya hidup buat belajar dan belajar buat hidup. Arti guyone: Kene iki urip budhal kerjo nang sekolahan, lek gak kerjo menyang sekolahe Pak Ci, kene ra digaji sekolahan, ra urip dapure........he...he...he....
Warrna dasar hitam: sering dolan, makane ireng...
Kemudian pada saat kita tumbuh, kita sepakat mengganti motto menjadi LIVE TO STAND-STAND TO LIVE. [i] [i]Hal ini dilakukan untuk mengakomodasi perkembangan sifat keanggotaan grup yang menjadi terbuka bagi siapa saja yang berminat, dan yang terpenting adalah apresiasi yang kita berikan terhadap mantan leader kita, pak Ketu Iwan Saktiwandhono.
Pergantian ini tidak mengubah semangat awal yakni SINAU NANG DALAN', karena pada gilirannya hasil sinau nang dalan ya harus diterapkan saat kudu ngadeg nglakoni urip-stand to live, terutama urip bareng wong liya, karena kita ngaku memutuskan 'turing bareng' wong liya. Bukankah ilmu apapun, setinggi apapun, diperoleh di manapun, baru berguna saat hasilnya dirasakan sesama, untuk kebaikan bersama, ya toh? Akeh contone wong ra tau bolong ruajin nang greja, njengking lima waktu sampe ireng bathuke, wong sak langit ilmune, ning ora peka, gampang bikin orang lain terpinggirkan, tersudut dan terhina.
So, pake ilmu 'jalanan' gawe nglangkah ngadepi tantangan di depan-live to stand.
Sekedar menengok kebelakang:
Menaklukkan
motor, menaklukkan jalanan, menaklukkan apa saja yang berpotensi
masalah karena milih berpetualang naek motor bareng-bareng dalam NOMADriders brotherhood, itu lahan blajar dadi luwih asik, oye...siiip!
Artine
wis wani nrimo tantangan lan godaan kesulitan, kelelahan, kemarahan,
pokok'e sing ra enak-enak (termasuk mangan ati potongan sangar turune
puskesmas), ning juga sing enak dingin-dingin empuk (kuwi nemu wedhokan
nang touring Bromo 2).
Seberapa kuat?
Masing-masing NOMADriders punya 'ilmu' dhewe-dhewe:
ono
sing mesam-mesem wae, ono sing ngamuk ("saya pulang naik bis
saja...."), ono sing cuek, ono sing pokok'e mangan dhisikan, ono sing
misuh-misuh ora keduman ("sing ngroso dhuwe kont@l rene.....).
Kekuatan boleh beragam
tapi satu kesadaran:
hakekat petualangan
adalah bukan menaklukkan alam
atau jalanan
tapi diri sendiri.
Monggo diperesapi. (eh, puisiku apik, ora?)
________________________________________________________________________
Ada beberapa hal yang harus diperesapi sebelum mbulet dengan syarat keanggotaan:
1. Kita bisa merasakan 'persaudaraan' ini diawali dengan kesepakatan petualangan nyengklak pitudhuk, RIDING, titik. Yang jelas riding a motorcycle, bukan riding a bicycle atau riding a horse.
Bahwa akhirnya sebagian dari kita bisa merasa 'saudara seperjalanan'
(baik
jalan yang benar maupun jalan separuh sesat) itu adalah akibat dari
RIDING tadi. Jangan dibalik. Kalo dibalik nanti jadinya klub NGUMPUL
para pendekar suci ; malaikat yang sudah sepakat apa arti 'persaudaraan'
sejati, baru naik motor berpetualang.
2. Persaudaraan yang indah-indah bisa jadi milik siapa saja, terjadi di mana saja dan kapan saja.
Cuma, persaudaraan kita ini dibangun dan diwarnai oleh suka duka yang hanya
bisa tercipta karena berpetualang di atas motor. Hanya ini, cuma hal
ini, (yang berani kita pegang karena ngerasa gak pantes elit-elitan ),
eksklusivitas tersisa yang membidani Nomadriders. Karena untuk bisa jadi
klub ya harus 'exclude' yang lain, harus membedakan diri dari
orang/klub lain. Sebuah kebersamaan yang dibangun atas dasar semangat
yang sejatinya semangat kebersamaan 'yang membedakan'. Sama saja dengan
HOG, HDCI, S2W Community, Pulsar Club, Tiger Club, klub jahit, klub
masak, kelompok ngaji, kelompok nyanyi, kelompok si Berat,
kelompencapir, sampek kejar paket A. Bedanya, mereka kayanya nggak
terbebani dengan sesuatu yang 'eksklusif' tadi. Khusus untuk klub motor,
malah terkesan berani arogan. Dan itu skill yang harus kita hargai
(dibanding skill kita: bergaya proletar ning asline borju...)
Nhaa, mau tak mau, jadi Nomadriders ya cuma harus naik motor berpetualang
bareng-bareng. (lek soal peduli pendidikan iku lak digathuk-gathuke wae,
ngerti dhewe lah...).
Selanjutnya mau jadi sodara sejati atawa sodara setriplek ya urusan lain. Jangan dulu dijadikan
syarat keanggotaan kalo memang masih terbeban rasa khas humanitarian.
Jadi, jangan dicampur aduk antara syarat berbau 'administratif' dengan syahwat 'kualitatif' persaudaraan.
Kalo sudah dapat gambarane, monggo sampeyan putuskan. Nhaa, ini ujian juga
buat tau syahwat kepemimpinan sampeyan. Kadang mimpin juga perlu kejam,
ra rembugan wae. (lha iku wingi nang Banyuwangi ngamuk..., opo rembugan
sik sadurunge ngamuk?).
So, RIDING first, the rest will follow...
KISB (Keep It Simple, Bro...)
Yang paling penting untuk dicamkan di kepala masing-masing adalah kita semua masih belajar, dan sangat wajar kalo sekali dua kita jatuh dan mungkin akan jatuh dan jatuh. Tetapi bahwa masih ada kemauan untuk bangun dan memperbaiki diri, itu yang kita sepakat Nomadriders punya perekat.
Lha kalo ada anggota yang bebal gak sinau-sinau pancet wae nggarai turing ra enak?
Ya mungkin semua Nomadriders yang merasa normal semoga masih mau sinau untuk:
- bisa merubah apa yang bisa kita ubah,
- mampu berbesar hati menerima apa yang tidak bisa kita ubah,
- mencari petunjukNYA agar bisa bijak mengetahui kapan harus merubah dan kapan harus menerima apa adanya.
Kelincipen yah?
Aku dewe kangelan ngasih pangerten bojoku bahwa 76 itu juga sumber inspirasiku, dek'e ngotot ngentek-ngenteki dhuwit........
Repot, akhirnya pasrah saja, rokok'an sambil diprenguti...he....he....he....
Aku yakin bro Cambon setuju!
Wis, semoga berguna.