Dear all Bro, berikut ini artikel Safety Riding yang dikutip dari
http://www.soundrider.com,
sedikit tips untuk mereka yang sering ngajak boncenger.
Maafkan atas segala kekurangan...
Safety BriefingSaat kita membawa penumpang, sudah seharusnya kita memberikan beberapa
tips kecil tapi berguna misalnya pakaian apa yang sebaiknya dikenakan,
bagaimana mereka memposisikan tubuh saat motor menikung atau apa yang
harus dilakukan saat motor berhenti menunggu lampu lalu lintas berubah
hijau atau menyelip di tengah-tengah keramaian kendaraan lain.
Kita juga harus tekankan beberapa hal yang harus diperhatikan penumpang
seperti misalnya pengemudi harus naik dahulu, duduk dengan mantap dan
seimbang baru kemudian penumpang dapat naik dengan menginjak footstep
kiri lalu dilanjutkan dengan kaki kanan melewati sadel dan duduk dengan
mantap/nyaman sebelum mulai perjalanan sehingga selama berkendara tidak
perlu mengganggu konsentrasi pengendara dengan menyesuaikan posisi duduk
sehingga mengganggu kestabilan motor. Tekankan juga bahwa dalam
berkendara, motor cenderung merebah membentuk sudut saat berbelok,
sehingga mencondongkan badan mengikuti arah tikungan adalah hal yang
wajar dan bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan, keseimbangan dan
keselarasan gerak pengemudi-penumpang adalah kunci utama. Biarkan
pengemudi yang mengendalikan mobilitas tunggangan, penumpang duduk manis
dengan kaki berpijak pada footsteps. Salah satu cara menyiasati
ketakutan penumpang saat rebah menikung adalah dengan melakukan teknik
tersebut secara gradual, sedikit demi sedikit sampai si penumpang merasa
terbiasa dan yang terpenting merasa aman karena keahlian kita.
Handling ChangesHal yang terpenting bagi pengendara adalah penumpang di motornya
mengubah bobot total yang akhirnya berpengaruh pada pengendalian motor.
Akselerasi, pengereman dan teknik membelok juga otomatis berubah karena
bobot pengemudi bukanlah sesuatu yang statis tetapi dinamis alias
berubah-ubah.
Quick StopsSebagai contoh kasus, apa yang terjadi saat pengereman mendadak. Beban
lebih berakibat pada jarak berhenti yang lebih panjang (longer stopping
distance). Beban lebih juga berarti bertambahnya traksi (increased
traction).
Kita perlu jarak yang lebih jauh dan traksi yang lebih
panjang untuk dapat berhenti total, kecuali jika motor kita dilengkapi
dengan ABS. Saat tiba-tiba kita harus berhenti mendadak dan sialnya kita
lupa memperhitungkan beban tambahan dari penumpang, maka yang terjadi
adalah penumpang akan terhempas ke depan yang otomatis akan mendorong
kita kearah tangki atau stang. Hal ini dapat menimbulkan bahaya bila
kita tidak cepat bertindak, motor mungkin akan melaju ke depan karena
konsentrasi kita pada rem buyar akibat hempasan tadi. Ingat! Pandangan
penumpang tidak sebaik pengemudi, jadi dia tidak tahu apa yang terjadi
di depan dan apakah kita harus tiba-tiba mengerem secara mendadak dan
apabila itu terjadi, satu-satunya penghalang bagi tubuhnya adalah tubuh
kita. Apabila penumpang yang kita bawa adalah penumpang rutin, ada
baiknya kita melatih teknik berhenti cepat tanpa harus membahayakan
keduanya.
AccelerationBaik-buruknya akselerasi kita dapat dilihat dari reaksi yang ditunjukkan
oleh penumpang, hal ini tidak terlalu berpengaruh apabila motor kita
dilengkapi dengan luggage box, yang secara tidak langsung dapat menjadi
sandaran bagi penumpang saat akselerasi mendadak. Bagi motor-motor yang
tidak dilengkapi dengan box, hal ini dapat menjadi masalah, walaupun
pabrik sudah menyediakan handle pengaman (behel), tetap saja susah bagi
mereka jika tiba-tiba harus berpegangan ke belakang saat akselerasi.
Ingat bahwa satu-satunya pengaman bagi mereka adalah kita sebagai
pengendara. Sarankan pada mereka untuk berpegangan agak erat pada
pinggul kita. Jadi kalau tiba-tiba kita dikagetkan oleh cengkeraman
penumpang saat kita berakselerasi, artinya kita terlalu agresif dalam
mengurut throttle gas.
CorneringPertama, cek tekanan angin ban, ekstra beban berarti tambahan tekanan,
idealnya 3 sampai 6 psi untuk ban belakang.
Sambil mengecek ban, cek juga kelayakan suspensi belakang, bila ternyata
kondisinya kurang aman dan nantinya akan berpengaruh pada kemulusan
traksi, sebaiknya batalkan rencana boncengan apalagi bila penumpang yang
akan diangkut masuk dalam kategori heavy weight. Idealnya suspensi yang
bagus hanya akan menekan separuh dari panjang keseluruhan (dengan bobot
dua orang ukuran standar). Bila ternyata melebihi batas, segera atur
kekerasan pegas belakang.
HillsArea perbukitan juga dapat menjadi masalah dalam pengendalian, saat
menuruni perbukitan, bobot pengemudi dan penumpang menambah tekanan pada
ban depan. Saat melakukan pengereman, bobot secara otomatis bertumpu di
depan sehingga menambah traksi ban depan, selain bobot keduanya,
gravitasi bumi juga berpengaruh, semakin cepat kita menurun, semakin
berat beban yang ditanggung rem saat menghentikan laju motor.
Saat mengerem pada jalan menurun, rem bekerja keras menahan beban energi
maju dan gravitasi.
Saat melalui turunan curam, jangan pernah tunda pengereman untuk
menghindari kecelakaan akibat rem mendadak atau gagal pengereman karena
traksi dan dorongan. Lebih baik mengerem perlahan-lahan beberapa kali
daripada sekali pengereman kuat yang dapat berakibat motor terpelanting.
Sebaliknya, saat menanjak, beban bertumpu di belakang, jika kita terlalu
agresif mengurut gas maka yang terjadi adalah naiknya ban depan karena
tertarik gravitasi (wheelie), apalagi jika kita dalam keadaan
berboncengan. Bila ini terjadi, satu-satunya jalan adalah dengan berdiri
di footsteps dan menyeimbangkan dengan menjorokkan tubuh ke depan.
Lebih baik berkendara sedikit lebih cepat supaya tenaga mesin lebih
menekan ke jalan sehingga menambah traksi ban depan.
detailnya
mreneo ...